Marsigit Philosophy 2019 - Identifikasi masalah dibalik Fenomena Pembelajaran khususnya dalam Pelaksanaan Praktikum


Kajian Filosofis dibalik Fenomena Pembelajaran khususnya dalam Pelaksanaan Praktikum
Filsafat Ilmu oleh : Prof  Dr. Marsigit, M.A.

Meilan Lengkong
S2 - Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Artikel ini dipublish untuk memenuhi Tugas Akhir Semester pada Mata kuliah Filsafat Ilmu tahun 2019
A.    Filsafat Sains
Kant mengembangkan filosofi sains yang berangkat dari pandangan empiris yang luas - seperti pandangan David Lewis, yang menurutnya peristiwa-peristiwa yang bergantung pada ruang dan waktu (bersama dengan pertimbangan kesederhanaan, dll.) Menentukan apa yang diatur oleh hukum alam. Pada akhirnya adalah pandangan keharusan tertentu - seperti pandangan David Armstrong, yang menurutnya hukum alam terdiri dari hubungan keharusan antara universal, yang menempatkan kendala pada peristiwa apa yang terjadi dalam ruang dan waktu. Kant melakukannya dengan berpendapat bahwa hukum-hukum ilmiah memang melibatkan keharusan, tetapi bahwa kebutuhan ini tidak didasarkan pada hubungan (murni metafisik dan karenanya tidak dapat diakses) antara universal, tetapi lebih pada subyektif tertentu, kondisi apriori di mana kita dapat mengalami objek dalam ruang dan waktu. Tulisan ilmiah Kant juga menarik bagi sejarawan filsafat modern, sejarawan ilmu pengetahuan, dan sejarawan filsafat ilmu pengetahuan. Sejarawan filsafat modern sangat tertarik untuk menentukan bagaimana pandangan Kant tentang sains dapat melengkapi atau memperjelas doktrin metafisik dan epistemologisnya yang khas (mis., Seperti yang diungkapkan dalam Critique of Pure Reason).
 Sejarawan sains merenungkan bagaimana posisi Kant cocok dengan pandangan para filsuf alam lainnya pada masa itu, seperti Newton dan Leibniz, termasuk kisah novelnya tentang pembentukan tata surya sesuai dengan prinsip-prinsip Newton. Sejarawan filsafat ilmu menyelidiki, antara lain, karya Kant dalam dasar-dasar konseptual fisika - khususnya, teori materi-nya (misalnya, pembagian materi yang tak terbatas, daya tarik yang menarik dan menjijikkan, kelembaman, atom dan kekosongan), teorinya gerak, dan kisahnya yang dinamis tentang hukum mekanika. Karena fisika adalah fokus utama Kant (meskipun tidak eksklusif) selama kariernya yang panjang, pandangannya tentang fisika selama masa pra-Kritis (1746-1770), Kritis (1781-1790), dan periode Pasca-Kritis (setelah 1790).
B.     Makna Filosofis dibalik Permasalahan dalam Pembelajaran Fisika
No
Permasalahan
Filosofis
Penjelasan
1
Minat belajar
Idealisme - Essensialisme
Pandangan aliran essensialisme mengenai belajar ialah belajar dimulai pada jiwa manusia yang kemudian jiwa itu menyesuaikan dengan lingkungan lalu ditambah dan dikurangi kepada angkatan berikutnya.
2
Kecakapan
Existentialism - Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia menkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka.
3
Tidak Mandiri
Progresivisme
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahnwa pendidikan harus terpusat pada anak bukanlah memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Menurut progresivisme, pendidikan selalu dalam proses perkembangan dan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus. 
4
Motivasi
Idealisme - Essensialisme
Pandangan aliran essensialisme mengenai belajar ialah belajar dimulai pada jiwa manusia yang kemudian jiwa itu menyesuaikan dengan lingkungan lalu ditambah dan dikurangi kepada angkatan berikutnya.
5
Cara mengajar Guru
Existentialism - Rekonstruktivisme
Rekonstruksionis merupakan aliran yang paling kritis di antara metode yang digunakan saat ini disemua level persekolahan. Hal ini disebabkan metode lama hanya memperkuat nilai-nilai tradisional dan sikap mereka yang mendasari status quo dan menolak adanya perubahan. Dalam keadaan tersebut, guru menjadi agen nilai-nilai  dan pemikiran tradisional yang sudah menjadi urat akar dengan tidak disadari.
6
Pengetahuan Guru
Rasionalisme (Plato & R. Descartes)
Rasionalisme adalaha aliran yang meyakini hanya rasio/akal yang menjadi dasar kepastian dan kebenaran
7
Materi Ajar
Rekonstruktivisme
Rekonstruksivisme lebih memperhatikan susunan sosial dan budaya dimana kita berada. Kita bisa sebut rekonstruksivisme sebagai filsafat sosial murni. Filsafat ini berkonsentrasi pada kondidi sosial dan budaya dan bagaimana hal-hal tersebut dapat dibuat lebih cocok bagi partisipasi manusia.
8
Tempat Belajar
9
Waktu Belajar
Progresivisme
Sikap progresivisme, memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika dan sifat-sifat sejenis, tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif, bersifat eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur.
10
Metode Pembelajaran
11
Model Penilaian
12
Fasilitas sekolah
Environmentalis
Bahwa lingkungan hidup berpengaruh terhadap kepribadian, kerena lingkungan hidup adalah medan tempat berlangsungnya proses interaksi manusia dengan manusia lain dan lingkungan sekitarnya.
13
Terikat Sistem sekolah
14
Ruang Praktikum
Prakmatisme – J. Dewey
sistem pendidikan sekolah harus diubah, dimana sains tidak harus diberikan melalui buku-buku, melainkan harus diberikan kepada siswa melalui praktik dan tugas-tugas yang berguna.
Filsafat pragmatisme disebut juga eksperimentalisme. Dikatakan eksperimentalisme, karena filsafat ini menggunakan metode eksperimen dan berdasarkan atas pengalaman dalam menentukan kebenarannya. Eksperimentalisme menyadari dan mempraktekkan bahwa asas eksperimen (percobaan ilmiah) merupakan alat utama untuk menguji kebenaran suatu teori.
15
Alat Praktikum
16
Buku Panduan Praktikum
17
Siswa kurang terampil
Existentialism - Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia menkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka.
18
Konsep menghafal
Existentialism - Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia menkonstruksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungan mereka.
19
Menyelesaikan soal
20
Kelompok Belajar
          
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MARSIGIT PHILOSOPHY 2019 - MEILAN LENGKONG

MARSIGIT PHILOSOPHY 2019 - CONTOH 8 JUDUL TESIS PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN 2019